Minggu, 13 November 2016

CONTOH PENGGUNAAN METODE FISHBONE (METROLOGI KONTROL KUALITAS)

Ada sebuah perusahaan yang bergerak di bidak manufacture. Perusahaan ini memproduksi  baut dan mur, karena memesatnya pertumbuhan pasar sehingga memaksa perusahaan ini menjaga kualitasnya agar tetap mampu bersaing. Namun pada taun 2016 ini, perusahaan mengalami penurunan penjualan karena produk dinilai cacat oleh custumer. Untuk mengatasi masalah ini manager produksi diminta menganalisis dan mencari akar masalahannya produk, sehingga diharapkan awal tahun depan penjualan bias meningkat.

Langkah 1 :
Menuliskan masalah yang terjadi pada kepala ikan yang merupakan akibat.
Langkah 2 :
Menulis factor-faktor yang mungkin menjadi penyebab banyaknya cacat produk pada tahun 2016.
Factor penyebab masalah ini adalah :
Ø  Machine/ mesin
Ø  Method/metode(proses produksi)
Ø  Material/bahan baku
Ø  Man power/tenaga kerja

Langkah 3 :
Manager mencari penyebab sekunder yang mungkin mempengaruhi penyebab utama, misalnya :
Ø  Machine
Sumber masalah pada mesin mungkin kesalahan setting mesin produksi dan kerusakan pada mesin.
Ø  Metode
Sumber masalah pada metode mungkin terkait layout produksi.
Ø  Material
Sumber masalah pada material mungkin karena kualitas bahan baku dan pemasok bahan baku.
Ø  Man power
Sumber masalah pada tenaga kerja mungkin karenkemampuan tenaga kerja dan kinerja mandornya.

Langkah 4 :
Mencari penyebab tersier yang mungkin bias mempengaruhi penyebab sekunder. Jadi pada tahap ini mulai terjadi analisis lagim jika tidak ditemukan penyebab tersier maka penyebab sekunder dirasa cukup menjadi akar permasalahan.
Diandaikan hasil analisa penyebab tersier pada masalah ini, yaitu :
Ø  Machine
o   Kerusakan mesin
Kemungkina terjadi masalah tersier pada bagian kerusakan mesin adalah mesin tidak diservice secara rutin dan kondisi mesin susah tua.
o   Kesalahan setting mesin
Masalah tersier pada kesalahan setting mesin produksi adalah rendahnya pengetahuan SOP.
Ø  Metode
o   Layout produksi
Masalah tersier pada layout produksi adalah desain layout kurang efektif.
Ø  Material
o   Kemungkinan penyebab tersier pada material tidaklah ada.
Ø  Man power
o   Kemampuan tenaga kerja
Masalah tersier yang terjadi pada kemampuan tenaga kerja adalah menyangkut tentang keterampilan, motivasi dan pengalaman kerja.
o   Kinerja mandor
Masalah tersier yang terjadi pada kinerja mandor tidak berbeda jauh dengan kemampuan tenaga kerja hanya saja ditambah kepemimpinan.


Langkah 5 :  
Menentukan item-item yang penting dari setiap factor, pada diagram langkah ke-4 menandakan factor-faktor yang mempunyai pengaruh nyata terhadap banyaknya baut dan mur yanga cacat produksi.
Langkah 6 :
Menyimpulkan hasil analisa, bahwa ada beberapa cara untuk menjaga kualitas produk sehingga mampu bersaing dipasaran. Kesimpulan yang spesifik tentang penyabab suatau problem, temuan penyebab yang spesifik menjadi dasar untuk mendesain atau merancang program solutif untuk menyelesaikan masalah.
Ø  Misalkan temuan ini berasal dari kondisi mesin yangsudah tua maka solusinya adalah membongkar mesin dan mengganti part yang sudah tidak layak pakai.
Ø  Misalkan temuan ini berasal dari kemampuan tenaga kerja maka solusinya adalah dengan memberikan pelatihan atau membuat suatu motivasi untuk mereka seperti memberikan bonus gaji atau memberikan liburan gratis pada tenaga kerja. Akan tetapi apabila kesalahannya terlalu fatal maka karyawan yang bermasalah dapat dimutasi atau dirumahkan terlebih dahulu. Dan lebih extrim adalah di PHK digantikan dengan karyawan baru.
Kesimpulan diatas menurut saya merupakan yang paling spesifik dengan masalah banyaknya cacat produk.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar