Rabu, 08 Februari 2017

Contoh Makalah Metrologi Kontrol Kualitas Industri Hulu & Hilir

Metrologi Kontrol Kualitas
Industri Hulu & Industri Hilir
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metrologi Kontrol Kualitas
Dosen Pengampu Widhi Herjuna ST.
Disusun Oleh:

Kiki Lukita
(14156671)



JURUSAN TEKNIK MESIN SEMESTER 5 BARU
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA 
CIKARANG 2017





INTISARI





Industri adalah semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Kata industri biasanya identik dengan semua aktifitas ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri di golongkan menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah industri berdasarkan proses produksinya yaitu industri hulu dan industri hilir. Industri hulu yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Sedangkan Industri hilir yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Didalam melakukan proses produksinya setiap industry pasti tidak akan pernah lepas dari metrology control kualitasnya untuk mejamin setiap barang yang di produksi adalah barang yang bekualitas tinggi dan sesuai dengan standard yang di inginkan atau diperlukan.


























KATA PENGANTAR





Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.Harapan saya semoga tulisan ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupunisi Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat kekurangan.Oleh karena itu, kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan dan peningkatan kualitas isi makalah ini di masa mendatang.










Cikarang, 7 Februari  2017



Penyusun

Kiki Lukita





BAB I
LANDASAN TEORI
Latar Belakang

Apabila kita membahas industri maka kita tidak akan lepas dari metrologi industri dan kontrol kualitasnya. Kata industri biasanya identik dengan semua aktifitas ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan  baku  menjadi  barang  setengah jadi  atau  barang  jadi, maka dalam melakukan proses tersebut akan dilakukan pengukuran yang disesuikan dengan standard ukur beserta pengecekan terhadap kualitas barang yang mau,sedang dan sudah selesai diproduksi. Industri itu sendiri di golongkan menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah industri berdasarkan proses produksinya yaitu:
1.             Industri hulu yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja. Adapun ciri-ciri industri hulu adalah sebagai berikut:
·           Tidak padat karya.
·           Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain.

Dan berikut ini merupakan contoh dari industri yang masuk dalam kategori industri hulu:
·           Industri mesin/alat pertanian (traktor tangan, traktor mini, mesin perontok padi).
·           Industri listrik (motor listrik, panel listrik tegangan tinggi dan rendah).
·           Industri pesawat terbang (PT Dirgantara Indonesia di Bandung).
·           Industri Perkapalan (PT PAL di Surabaya dengan produk I yaitu Palindo Jaya).
·           Industri besi dan baja (PT Krakatau Steel Cilegon Banten).
·           Industri mesin dan peralatan pabrik (pabrik tekstil, pabrik almunium, pabrik farmasi, pabrik kertas).
·           Pada bidang perikanan seperti: PT. Aneka Sumber Tata Bahari (ASTB 
·           PT. Ureng Nusa Telu
   
2.              Industri hilir yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler. Industri Hilir memiliki beberapa definisi lain yakni:
·            Industri yang mengolah hasil pertanian
·            Industri yang mengolah bahan setengah jadi menjadi barang jadi
·            Industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
·            Industri yang didirikan di bagian hilir aliran sungai
·            Industri yang mengolah bahan pakan ternak
·            Industri yang mencukupi kebutuhan pokok rakyat dan padat karya sehingga bias mengurangi pengangguran.

Adapun contoh dari industri hilir ini seperti berikut:
·            Industri pangan (susu, minyak goreng, margarin, terigu, dan lain sebagainya).
·            Industri tekstil (benang, tenun, zat pewarna).
·            Industri kimia (cat, sabun, dempul, sepatu karet).
·            Industri alat listrik dan logam (mesin jahit, lemari es, lampu, telepon, hand phone, mesin obras, mesin bordir, kamera).
·            Industri alat tulis (pensil, pen, bollpoint, penghapus).
·            Industri alat-alat musik (gitar, piano, biola, organ, dan lain-lain).
·            Industri bahan bangunan dan umum (kayu lapis, asbes, keramik, marmer, konstruksi bangunan, dan lain-lain).

Dalam industri kita tidak akan lepas dari teknik, pengukuran yang merupakan aktivitas yang membandingkan kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia-nyata. Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda atau kejadian tersebut. Seluruh alat pengukur dapat terkena kesalahan peralatan yang bervariasi. Bidang ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran dinamakan metrologi. Fisikawan menggunakan banyak alat untuk melakukan pengukuran mereka. Ini dimulai dari alat yang sederhana seperti penggaris dan stopwatch sampai ke mikroskop elektron dan pemercepat partikel. Instrumen virtual digunakan luas dalam pengembangan alat pengukur modern. Alat-alat ukur dalam peralatan kerja itu sendiri sangat banyak dan berbeda-beda bentuknya sesuai dengan fungsinya masing-masing. Benda ukur menurut geometrisnya tidak selamanya mempunyai dimensi ukuran dalam bentuk panjang. Akan tetapi ada kalanya disamping mempunyai dimensi panjang juga mempunyai dimensi. Peralatan kerja bengkel adalah sekumpulan alat/perkakas yang sering dipakai oleh mekanik dalam melakukan pekerjaan di bengkel, misalnya dalam kegiatan-kegiatan produksi, perawatan, perbaikan dan reparasi.Bagi seorang mekanik yang sehari-harinya melakukan aktifitas tersebut, jelas memerlukan peralatan guna membantu agar pekerjaannya bisa terselesaikan secara efektif dan efisien. Penggunaan peralatan yang benar dan sesuai fungsinya merupakan keharusan.

Perumusan Masalah
1.    Apa saja macam-macam alat ukur linier, baik alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung?
2.    Bagaimana cara menggunakan bermacam-macam alat ukur linier untuk mengukur benda dengan cara yang tepat dan benar?
3.    Bagaimana cara membaca skala alat-alat ukur linier langsung dengan benar?

 Tujuan
1.    Mengetahui bermacam-macam alat ukur linier, baik alat ukur linier langsung maupun alat ukur linier tak langsung.
2.    Mengetahui cara menggunakan bermacam-macam alat ukur linier untuk mengukur benda dengan cara yang tepat dan benar.
3.    Mengetahui cara membaca skala alat-alat ukur linier langsung dengan benar.














BAB II
PENGUKURAN LINIER

1.        DASAR TEORI

1.1. Pengukuran Linear
Pengukuran Linear adalah proses pengukuran untuk mengetahui dimensidari suatu benda kerja yang belum diketahui ukurannya.
Pengukuran Linear Pembacaan Langsung Alat ukur langsung adalah alat ukur yang mempunyai skala ukur yangtelah dikalibrasi dan hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada skalatersebut.Contoh alat ukur langsung :
a.    Mistar Ukur
b.    Mistar Ingsut
c.    Mikrometer
Jadi, Pengukuran linear pembacaan langsung adalah proses pengukuran dimana hasil pengukuran dapat dilihat langsung dari skala alat ukur yang dipakai. Pengukuran Linear Pembacaan Tidak Langsung Pengukuran Linear pembacaan tidak langsung yaitu pengukuran dengan instrumen pembanding, maksudnya dengan membandingkan dimensi yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian membacanya dengan bantuan alatukur langsung. Pada pengukuran ini, kita melakukan dua kali proses pengerjaan. Macam-macam alat ukur yang tergolong alat ukur tidak langsung yaitu
a.    Dial Indikator
b.    Bore Gage atau Cylinder Gage
c.    Caliper Gage
d.    Telescoping gage


1.2 Jenis – jenis Alat Ukur Lineara.
 A. Alat Ukur Linier Langsung
a.    Mistar ukur
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling dikenal, biasanya berupa pelat baja atau kuningan di mana pada kedua tepi salah satu permukaannya diberi skala (metrik dan inchi) dengan panjang ukurannya bervariasi dari 100 s.d. 300 mm dengan kecermatan ukuran yaitu pembagian skala dalam 0.5 atau 1.0 mm.

Cara Pengukuran
Cara pengukuran dengan mistar ini ialah dengan cara menempelkan mistar pada objek ukur sampai tepi mistar berimpit dengan tepi benda yang diukur sehingga secara tidak langsung panjang objek yang diukur tersebut dapat langsung dibaca dengan memakai ujung objek ukur sebagai indeks pembacaan skala.
Jenis – Jenis Mistar
1.    Meteran Lipat
Merupakan gabungan dari mistar ukur degan sambungan engsel pada ujungnya. Hasil dari pengukurannya kurang baik dibandingkan dengan menggunakan mistar ukur biasa.

Gambar 2.1 Mistar lipat
2.    Meteran Gulung
Merupakan meteran yang dibuat dari pelat baja tipis berbentuk pita yang dapat digulung dan ditempelkan dalam suatu wadah.


Gambar 2.2  Mitar Gulung

b.    Mistar ingsut
Merupakan alat ukur linear serupa dengan mistar ukur yang mana mempunyai skala linier pada batang dengan ujungnya yang berfungsi sebagai sensor penahan benda ukur (disebut rahang ukur tetap) dan juga terdapat peluncur dengan sisi yang dibuat sejajar dengan permukaan rahang ukur(disebut rahag ukur gerak) yang biasanya dapat digeserkan pada batang ukur.
Cara Pengukuran.
Cara kerjanya ialah benda ukur ditahan padasalah satu sisi permukaannya oleh rahang ukur tetap, kemudian peluncur digeserkan sehingga rahang ukur gerak menempel pada sisi lainnya, pada saat benda ukur dijepit maka orang yang melakuka pengukuran dapat membaca posisi garis indeks pada skala ukur.
Hal – hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut ialah sebagai berikut :
·         Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan bik tanpa bergoyang,
·         Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua rahang dengan cara mengatupkan rahang,
·         Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan menggunakan ujung rahang ukur (harus agak kedalam), supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda ukur cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri yang akan meniadakan kesalahan kosinus,
·         Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa melenturkan rahang ukur ataupun lidah ukur kedalaman sehingga mengurangi ketelitian,
·         Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setlah mistar ingsut diangkat dari objek ukur dengan hati – hati.
               

              
Gambar 2.3 Mistar Ingsut / Jangka Sorong

c.    Mikrometer
Merupkan alat ukur linier yang mempunyai kecermataan yang lebh tinggi dari pada mistar ingsut, mempunyai kecermatan sebesar 0.01 mm (meskipun namanya “mikrometer”). Jenis khusus memang ada yang dibuat dengan kecermataan 0.005 mm, 0.002 mm, 0.001 mm dab bahkan sampai dengan 0.0005 mm.
 Pemakaian
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemakaian mikrometer ialah sebagai berikut :
·         Permukaan benda ukur dan mulut ukur mikrometer harus dalam kondisi bersih.
·         Sebelum dipakai, kedudukan mikrometer harus diperiksa.
·         Bukalah mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur.
·         Beda ukur dipegang dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.
·         Pada waktu mengukur, penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlalu keras sehingga memungkinkan kesalahan ukur karena adanya deformasi.
·         7.Kalibrasi
·         8.    Untuk melakukan kalibrasi mikrometer dapat dilakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut :
·         9.    Gerakan silinder putar/poros ukur. harus berputar dengan baik, rasakan tidak terjadi goyangan karena keausan ulir utama.
·         10.  Kedudukan nol apabila. Apabila mulut ukur dirapatkan garis referensi/indeks harus menunjuk nol.
·         11.  Keberfungsian beberapa bagian yang lain seperti gigi gelincir (ratchet) dan pengunci poros ukur.
·         12.   Kerataan dan kesejajaran muka ukur (permukaan sensor). Karena keausan, muka ukur dapat menjadi tidak rata dan tidak sejajar sehinggia memungkinkan kesalahan ukur.
·         13.   Kebenaran penunjukan harga pengukuran. Sehingga harga yang ditunjukan oleh mikrometer harus sesuai dengan ukuran standar yang benar 9 harga nominal dengan toleransi yang diterapkan sesuai dengan standar)
           
Gambar 2.4 Mikrometer


B. Alat Ukur Linier Tak Langsung
a. Dial Indikator
Dial indikator atau dial gage digunakan untuk mengukur kebengkokan, run out, kekocakan, end play, back lash, kerataan, dan sebagainya. Didalam dial indikator terdapat mekanisme yang dapat memperbesar gerakan yang kecil. Pada saat spindle bergerak sepanjang permukaan yang diukur, gerakan tersebut diperbesar oleh mekanisme pembesar dan selanjutnya ditunjukkan oleh jarum penunjuk.
 
Gambar 2.5 Dial Indikator
Prosedur penggunaan dial indikator
1.      Posisi spindle dial indikator harus tegak lurus dengan permukaan yang diukur.
2.      Garis imajinasi dari mata si pengukur ke jarum penunjuk harus tegak lurus pada permukaan dial indikator pada saat sedang membaca hasil pengukuran
3.      Dial indikator harus dipasang dengan teliti pada batang penyangganya, artinya dial indikator tidak boleh goyang.
4.      Putarlah outer ring dan stel pada posisi nol. Gerakkan spindle ke atas dan ke bawah, kemudian periksalah bahwa jarum penunjuk selalu kembali ke posisi nol setelah spindle dibebaskan.
5.      Usahakan dial indicator tidak sampai terjatuh, karena terdapat mekanisme pengubah yang sangat presisi.
6.      Jangan memberi oli atau grease diantara spindle dan tangkainya, karena akan menghambat gerakan spindle.

b. Bore Gage atau Cylinder Gage
Bore gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter silinder. Pada bagian atas terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat measuring point yang dapat bergerak bebas. Pada sisi lainnya terdapatreplacement rod yang panjangnya bervariasi tergantung keperluan. Dalam satu set, terdapat bermacam-macam ukuran replacement rod dengan panjang tertentu. Disamping itu juga terdapat replacement washer yang tebalnya mulai dari 1 – 3 mm.Replacement securing thread adalah semacam mur pengikat yang fungsinya untuk mengunci agar replacement rod dan washernya tidak lepas pada saat bore gagedigunakan.
Gambar 2.6 Bore Gage atau Cylinder Gage
Pengukuran diameter silinder dengan bore gage memerlukan alat ukur lain yaitu mistar geser dan mikrometer. Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mengukur diameter silinder.
Cara I :
a)      Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
b)      Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
b.      c) Pasang replacement rod pada bore gage. d) Ukur panjang replace-ment rod dengan mikrometer luar seperti pada gambar 36 di samping dan usaha-kan jarum dial gage tidak bergerak, misal diperoleh hasil pengukuran = 76,20 mm.
c.       e) Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri seperti pada gambar 37 sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
d.      f) Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage, misal diperoleh 0,13 mm.
e.       g) Besarnya diameter silinder adalah selisih antara hasil pengukuran panjang replacement rod dengan besarnya penyimpangan jarum bore gage.
f.       Jadi diameter silinder = 76,20 – 0,13 = 76,07 mm.
g.      Cara II :
a)      Ukurlah diameter silinder dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukuran : 75,40 mm.
b)      Pilih replacement rod yang panjangnya lebih besar dari hasil pengukuran tersebut, misal 76 mm.
c)      Pasang replacement rod pada bore gage.
d)     Set mikrometer luar pada 76 mm, kemudian tempatkanreplacement rod antara anvil dan spindle mikrometer
e)      Set jarum dial gage pada posisi nol dengan cara memutar outer ring
f)       Masukkan replacement rod ke dalam lubang (silinder), goyangkan tangkai bore gage ke kanan dan ke kiri sampai diperoleh penyimpangan terbesar (posisi tegak lurus)
g)      Baca besarnya penyimpangan yang ditunjukkan dial gage.
h)      Apabila penyimpangan jarum dial gage :
(1)   Di sebelah kanan nol: Įžsilinder = 76 – penyimpangan
(2)   Di sebelah kiri nol : Įžsilinder = 76 + penyimpangan

c. Caliper Gage
Caliper gage adalah merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur diameter dengan ukuran kecil, misalnya diameter lubang laluan katup, diameter dalam rocker arm dan sebagainya.
Pada bagian atas caliper gage terdapat dial gage dan pada bagian bawah terdapat kaki (lug) yang dapat bergerak bebas. Fungsi tombol yang terdapat pada dial gage untuk menggerakkan kaki-kaki. Apabila tombol ditekan, maka kaki-kaki tersebut akan saling berhimpitan (menyempit). Untuk menset nol dapat dilakukan dengan memutar outer ring sehingga jarum penunjuk bertepatan dengan angka nol pada skala pengukuran.
Gambar 2.7 Caliper Gage

Prosedur penggunaan Caliper Gage
Pengukuran komponen mesin dengan caliper gage memerlukan alat ukur lain yaitu mistar geser dan mikrometer. Adapun prosedur pengukuran diameter dalam dengan caliper gage dapat dilakukan sebagai berikut:
(1)   Ukur diameter dalam dengan mistar geser, misal diperoleh hasil pengukurannya = 8,40 mm
(2)   Set mikrometer luar mendekati hasil pengukuran dengan mistar geser, misal : 8,50 mm
(3)   Tempatkan kaki-kaki caliper diantara anvil dan spindle mikrometer luar
(4)   Gerakkan caliper sampai diperoleh penunjukan jarum maksimal (posisi tegak lurus).
(5)   Putar outer ring sampai angka nol pada skala pengukuran lurus dengan jarum penunjuk.
(6)   Tekan tombol caliper, kemudian masukkan kaki-kaki caliper ke dalam lubang dan bebaskan tombol.
(7)   Gerakkan caliper sampai diperoleh penunjukkan maksimal.
(8)   Baca penunjukkan jarum penunjuk pada caliper gage. Apabila hasil pembacaan = 0,07 mm, maka diameter dalam lubang tersebut adalah = 8,50 – 0,07 = 8,43 mm

d. Telescoping gage
Telescoping gage atau pengukur T merupakan alat ukur pembanding yang biasa digunakan untuk mengukur diameter dalam komponen yang agak ke dalam. Hal tersebut dimungkinkan karena alat ukur ini mempunyai batang ukur yang cukup panjang. Poros ukur atau sensornya dapat bergerak memanjang sendiri karena adanya pegas didalamnya. Pada batang pengukur dilengkapi dengan pengunci yang dihubungkan dengan poros ukur sehingga dengan pengunci tersebut, poros ukur dapat dimatikan gerakannya.
Alat ukur ini biasanya terdiri atas satu set yang berisi beberapa pengukur T yang masing-masing mempunyai kapasitas pengukuran yang berbeda (lihat gambar 43). Pada batang ukurnya biasanya sudah dicantumkan kapasitas pengukurannya, misalnya 10 – 25 mm. Ini berarti ukuran terkecil yang dapat diukur adalah 10 mm dan ukuran maksimumnya 25 mm.
Gambar 2.8 Telescoping gage

Prosedur penggunaan Telescoping gage adalah sebagai berikut :
a.       Pilihlah telescoping gage dengan kapasitas ukur tertentu sesuai dengan range dari komponen yang akan diukur.
b.      Masukkan telescoping gage ke dalam lubang dan kendorkan penguncinya sehingga poros ukur benar-benar menyentuh bidang yang diukur.
c.       Kuncilah gerakan poros ukur dengan cara memutar pengunci ke kanan sehingga poros ukur tidak dapat bergerak lagi.
d.      Keluarkan telescoping gage yang sudah terkunci tersebut dari lubangnya.
e.       Ukurlah panjang poros ukur dengan mikrometer luar. Besarnya diameter lubang sama dengan angka yang ditunjukkan pada mikrometer.







BAB III
PENGARUH BAGI INDONESIA
Pertumbuhan industri hulu harus dipacu, khususnya industri logam dasar (baja) dan industri kimia dasar (petrokimia). Industri baja dan petrokimia akan menghasilkan bahan baku untuk industri hilir di berbagai sektor. Selain itu juga akan mendorong tumbuhnya industri mesin dan peralatan (barang modal) yang juga dibutuhkan untuk industri hilir.
            Untuk memacu pertumbuhan industri hulu, Pemerintah seharusnya memberikan insentif pajak dan pembebasan bea masuk barang modal. Hal ini dilakukan agar sektor industri hulu, baik logam dasar seperti baja, aluminium, nikel, dan tembaga, maupun industri kimia dasar seperti industri petrokimia, mengalami pertumbuhan pesat.
            Proyek-proyek strategis yang sedang berjalan, terdapat pada industri besi dan baja serta industri petrokimia dan pupuk. Di sektor besi dan baja, PT Krakatau Posco telah memulai pembangunan tahap I pabrik di Cilegon dengan kapasitas 3 juta ton per tahun dengan investasi 2,8 miliar dolar AS. Kemudian, PT Batulicin Steel telah memulai pembangunan pabrik tahap I berkapasitas 1 juta ton per tahun serta PT Ferronikel Halmahera Timur sudah menanamkan modalnya sebesar 1,6 miliar dolar AS dengan kapasitas produksi mencapai 27.000 ton per tahun.
            Sementara di industri petrokimia, , PT Petrokimia Butadiene Indonesia telah berinvestasi sebesar Rp 1,5 triliun dan PT Chandra Asri menanamkan modalnya sebesar Rp 1,7 triliun. Selain itu, pemerintah juga akan merevitalisasi lima pabrik pupuk urea milik BUMN dengan investasi 3,7 miliar dolar AS. PT Petrokimia Butadiene Indonesia memiliki kapasitas 150.000 ton per tahun, PT Chandra Asri kapasitasnya 1 juta ton per tahun, dan lima pabrik pupuk urea BUMN memiliki kapasitas 3,5 juta ton per tahun. Proyek-proyek tersebut akan selesai pada 2014.
            Dengan pengembangan industri logam dasar maupun industri kimia dasar, maka industri di hilir tidak akan kesulitan bahan baku. Selama ini, bahan baku industri masih diimpor dan membuat biaya produksi makin tinggi.
            Tahun  2012, impor bahan baku dan penolong industri serta barang modal meningkat seiring realisasi investasi. Pada periode Januari-Juni 2012, impor bahan baku dan penolong mencapai 12,10 miliar dolar AS atau naik 7,48 persen, sedangkan impor barang modal sebesar 3,43 miliar dolar AS atau meningkat 25,26 persen. Impor bahan baku dan penolong serta barang modal merupakan persoalan yang perlu ditangani dengan baik.
            Ketergantungan impor bahan baku dan penolong serta barang modal atau permesinan tidak bisa dihindari, karena sangat dibutuhkan dalam proses industrialisasi. Untuk itu, pemerintah juga harus mendorong investasi di sektor permesinan sehingga sector permesinan Indonesia dapat lebih maju dan memenuhi kebutuhan dalam negeri serta hingga dapat bersaing dengan industry luar negeri,.

BAB IV
PENUTUP



Sesuai dengan uraian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Industri Hulu dan Industri Hilir sebagai berikut :

1.    Industri hulu merupakan suatu industri yang mengumpulkan bahan mentah melalui     penangkapan dan budidaya, pada umumnya usaha ini berlokasi dekat dengan daerah penghasil bahan baku yang mana produk yang dihasilkan dari perusahaan yang bergerak dibidang ini bisa dipasarkan pada perusahaan-perusahaan yang akan mengolah produknya lebih lanjut dan kata hulu itu merupakan daerah tempat dimana aliran sungai berawal.
2.     Industri hilir,yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen dan kata hilir merupakan daerah tempat dimana aliran sungai berakhir.
3.    Didalam melakukan proses produksinya setiap industry pasti tidak akan pernah lepas dari metrology control kualitasnya untuk mejamin setiap barang yang di produksi adalah barang yang bekualitas tinggi dan sesuai dengan standard yang di inginkan atau diperlukan.
4.    Didalam melakukan pengukuran memerlukan alat ukur yang sesuai standard serta melakukan pengukuran dengan hati-hati, teliti dan akurat.serta sesuai SOP-nya
5.    Perlunya keseimbangan antara industry hulu dan hilir sehingga tercapai kemajuan merata dari sector pembangunan.










DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Industri                                 .http://www.materibelajar.id/2015/12/pengertian-industri-hulu-industri-hilir.html http://arieeffendipranata.blogspot.co.id/2014/06/alat-ukur-linier-langsung-dan-tak.html http://mrhidayat19.blogspot.co.id/2014/06/pengendalian-kualitas-quality-control.html http://dokumen.tips/documents/pengantar-metrologi-industri-5584b89596198.html                          http://oh-bumi-ku.blogspot.co.id/2014/10/pengertian-industri-hulu-dan-hilir.html        
http://geografi-bumi.blogspot.co.id/2009/10/klasifikasi-industri.html                                                                   .(Montgomery, 1985 )